Kamis, 14 Januari 2016

Investor Taiwan Produksi Trafo

trafo-sintra




Kebutuhan trafo listrik tegangan tinggi kini bakal dipasok dari produksi dalam negeri. Hal itu seiring beroperasinya pabrik PT Sintra Power Elektronik yang dikembangkan investor Taiwan Shen Chang Group dengan investasi US$20 juta (Rp 270 miliar).
Pabrik baru hasil pengembangan PT Sintra Sinarindo Elektrik tersebut akan memproduksi trafo istrik berkapasitas hingga 100 megavolt ampere (MVA) dan tegangan 150 kilovolt (kv). Dari total produksi 40 unit trafo per tahun, sejumlah 25 unit ditujukan untuk kebutuhan PT PLN (persero) dan 15 unit untuk sektor industri lain.

“Kami optimistis sekarang waktu yang tepat untuk masuk pasar karena angka pertum buhan pasar trafo mencapai 75%,” kata Direktur Sintra Power Elektrik Yohanes Purnawan Widjaja saat peresmian pabrik tersebut di Cikarang, Jawa Barat, kemarin.
Hal itu juga seiring dengan persiapan pengembangan proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). “Target utama 70%-80% ialah PLN. Sisanya swasta,” ucapnya.
Konsumen tersebut yakni pengembang listrik swasta (IPP) dan sektor industri lain seperti pertambangan, batu bara, kertas, dan pabrik logam. Namun, ia mengakui bahan baku trafo tersebut sebagian besar masih impor karena belum adanya pasokan dari industri dalam negeri. “Produk dalam negeri, salah satunya bahan untuk tangki,” paparnya.

Meski bukan industri padat karya, lanjutnya, pabrik trafo yang padat modal dan padat teknologi itu masih bisa menyerap 200 tenaga kerja baru.
Manager Engineering Sintra Power Elektrika, Susanto, menambahkan pihaknya optimistis produk mereka bisa dipakai PLN. “Trafo kami telah memenuhi persyaratan, terutama dari PLN,” ujarnya.
Pihaknya membanderol setiap unit trafo seharga US$850 ribu (Rp11,5 miliar). Harga tersebut sesuai patokan dari PLN untuk produsen yang akan dipilih guna mendapat kontrak memasok trafo tersebut. Di sisi lain, PT Sumberdaya Sewatama mendapat injeksi modal Rp300 miliar dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Penyertaan modal berbentuk mandatory convertible bond selama lima tahun itu untuk peningkatan ekuitas perusahaan yang akan mengembangkan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

“Dari total 8.000 MW target pembangkit EBT alokasi pemerintah, kami berencana mengambil 100-150 MW untuk lima tahun ke depan. Sudah teridentifikasi empat lokasi untuk 50 MW pertama yang siap kita bangun,” terang Direktur Utama Sewatama, Elan B Fuadi, di Jakarta, kemarin.
Ia pun mengurai kebutuhan investasi US$2 juta-US$2,5 juta untuk membangun pembangkit listrik mikrohidro atau bio gas. “Sekitar Rp 27 miliar per 1 MW. Bandingkan dengan PLTU batu bara yang hanya butuh US$ 1,5 juta (Rp20,2 miliar) per 1 MW,” terang Elan.

Keempat PLTM yang akan dibangun tahun ini direncanakan berlokasi di Sulawesi Selatan. Dua pembangkit yakni PLTM Ma’dong berkapasitas 10 MW dan PLTM Sapaya (5 MW) sedang dalam tahap negosiasi power purchace agreement (PPA) dengan PLN, sedangkan PLTM Totinapo (6 MW) dan PLTM Palesan (10 MW) akan dibangun akhir 2016. Proyek itu diperkirakan mulai beroperasi dua tahun mendatang.
“Sekitar 30%-40% dari pembiayaan kami berikan untuk EBT,” papar Presiden Direktur IFF, Sukatmo Padmosukarso.
Sumber : Media Indonesia 13 Januari 2016

Cara Mudah Menghitung kWh Token Listrik Pra Bayar

Sejak listrik prabayar diperkenalkan oleh PLN dan sekarang sudah banyak digunakan oleh masyarakat kita, banyak pula hal baru yang kita belum tau dan paham mengenai seluk beluk listrik prabayar ini. Bagi yang belum tau apakah listrik prabayar itu, kami akan coba jelaskan secara singkat saja.
Listrik prabayar adalah program terobosan dari PLN yang memungkinkan pelanggan melakukan kontrol terhadap pemakaian listrik mereka sendiri. Jadi pelanggan bisa mengatur sendiri berapa KWh yang mau dipakai tiap bulannya tanpa harus membayar lebih. Seperti halnya telepon selular prabayar, pelanggan wajib membayar dimuka biaya listrik yang akan digunakan dengan cara membeli TOKEN KWh di konter-konter penjualan rekanan PLN seperti BOSPULSAONLINE.COM. Kamu akan mendapatkan 20 kode khusus setiap melakukan pembelian token listrik ini, kode khusus ini harus dimasukan ke Meteran Listrik Prabayar (MPB), bila sukses maka akan ditampilkan jumlah KWh di layar MPB, jumlah KWh yang terlihat itu adalah jumlah KWh yang bisa kamu gunakan.
Dan pertanyaan yang sering ditanyakan ke kami adalah, berapa KWh sih kalo beli Rp.100.000 (seratus ribu)?
Tentunya jawabannya tidak akan sama antara penanya satu dengan yang lainnya, karena memang hasil KWh yang didapat tergantung banyak hal seperti Tarif Dasar Listrik (TDL), biaya admin, dan persentase Pajak Penerangan Jalan (PPJ).

Berikut adalah Elemen Penentu Besarnya KWh

  • Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
    Antara 3%-10% tergantung wilayah, di perkotaan biasanya lebih besar persentasenya.
  • Biaya admin.
    Biaya yang di bayarkan kepada bank atau koperasi untuk administrasi, besarnya bisa bervariasi. Ada yang 1600, 2000, 2500, 3000, 4000 dan seterusnya.
  • Tarif Dasar Listrik (TDL)
    Silakan dilihat di tabel dibawah, yang kami tunjukan adalah tabel PENETAPAN PENYESUAIAN TARIF TENAGA LISTRIK BULAN APRIL 2015 khusus LISTRIK PRA BAYAR. Seandainya kedepannya ada perubahan, kami akan mencoba untuk memperbaharui datanya.

TABEL HARGA KWh LISTRIK PRA BAYAR BULAN APRIL 2015

GOL. TARIFBATAS DAYABIAYA per KWh
R-1/TR1200 VA1352
R-1/TR2200 VA1352
R-2/TR3500 VA - 5500 VA1465.89
R-3/TR6600 VA ke atas1465.89
B-2/TR6600 VA s.d 200 kVA1465.89
P-1/TR6600 VA s.d 200 kVA1465.89
P-3/TR
1465.89

RUMUS HITUNG KWh LISTRIK PRA BAYAR.

Rumus Hitung KWh Listrik Pra Bayar

Minggu, 03 Januari 2016

INFORMASI TARIF TENAGA LISTRIK (TARIFF ADJUSTMENT) PERIODE JANUARI 2016
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 31 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara pasal 5 ayat (5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 31 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Li...
Lihat Selengkapnya

Direksi PLN

Sofyan Basir_02Sofyan Basir – Direktur Utama. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BRI sejak tanggal 17 Mei 2005 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia. Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta (1980), gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Ganesha, Jakarta (2010), dan gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Trisakti, Jakarta (2012). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya Seminar Risk Management Certification Refreshment Program (Frankfurt); Eksekutif Manajemen Risiko, ABN Amro (Denpasar); Islamic Finance Forum (Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta); Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute Banking & Finance
Nicke
Nicke Widyawati – Direktur Perencanaan Korporat. Lahir di Tasikmalaya pada 25 Desember 1967. Pada tahun 1991, beliau menyelesaikan pendidikan di Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, dan meraih gelar Master di Hukum Bisnis di Padjadjaran Bandung, tahun 2009. Beliau meniti karir di PT.Rekayasa Industri dan pernah menjabat sebagai Vice President Corporate Strategy Unit (CSU) (2007-2010) serta sebagai Direktur Bisnis (2010-2014). Beliau diangkat sebagai Direktur Utama PT.Mega Eltra sejak 22 April 2014.
Iwan
Supangkat Iwan Santoso – Direktur Pengadaan. Beliau lahir di Lampung, 19 Desember 1958. Beliau sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Indonesia Power dan pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Pembangkitan Jawa Bali di Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera PLN, serta Direktur Pengembangan dan Niaga PT Indonesia Power.
SarwonoSarwono Sudarto – Direktur Keuangan. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur BRI sejak 30 Mei 2006. Memulai karir di BRI sejak tahun 1976 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya Kepala Divisi Treasury, Kepala Divisi Renstra, Kepala Divisi Audit Intern, Kepala Divisi Bisnis Ritel, Wakil Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan, Pemimpin Cabang Palembang Sriwijaya, Guest Officer Sanwa International Finance Ltd. Hongkong, Treasury Manager dan Chief Dealer BRI Finance Ltd. Hongkong. Meraih gelar Sarjana di bidang Administrasi Niaga dari Universitas Diponegoro, Semarang (1975), gelar MBA dari Tulane University, Amerika Serikat (1987), dan gelar Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2011). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan antara lain seperti Pasar Modal (Tokyo); Sertifikasi Manajemen Risiko–BSMR (Singapura); sebagai Asesor Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko dari BNSP; Risk Management Certification Refreshment Program – Banking Industry Readiness on Asean Community’s Economy; LEMHANNAS RI, SESPIBANK (Jakarta); Credit Manager; dan Organization Management. Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang Microfinance di Thailand dan APEC Meeting di Chile (2004) serta dalam berbagai roadshow maupun conference di London, Hong Kong serta Singapura.
Muhamad Ali_Web
Muhamad Ali – Direktur Human Capital Management. Pria kelahiran Purworejo pada 1961 ini menamatkan studi Sarjana Jurusan Hukum Perdata di Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelum terpilih sebagai salah satu Direksi PLN beberapa waktu lalu, Muhamad Ali bertugas sebagai Koordinator Bisnis Ritel BRI. Beliau juga pernah menjabat sebagai Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta pada 2014 dan Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Kantor Pusat pada 2010. Ia mulai berkarir di BRI sejak 1998.
Amir
Amir Rosidin – Direktur Bisnis Regional Sumatera. Beliau lahir di Malang, 7 Juli 1959. Mulai berkarir di PLN sejak 1985, lalu diangkat sebagai General Manager PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur 2008. Pada awal 2010, menjabat sebagai General Manager PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu, dan dipercaya sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko pada Direktorat Bisnis & Manajemen Risiko PLN Kantor Pusat (2010-2013). Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Murtaqi
Murtaqi Syamsuddin – Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat & Lampung. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis & Manajemen Risiko sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau adalah Direktur Jawa  Madura dan Bali sejak Maret 2008; General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (2003-2008); Ahli Pemasaran dan Pengembangan Unit Bisnis (2001-2003); Sekretaris Perusahaan (2000-2001); Kepala Divisi Sistem Informasi Kepegawaian (1998-2000) dan Deputi Manajer Perencanaan pada PLN Wilayah Sumatera Utara (1996-1998). Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektrik dari Universitas Indonesia pada tahun 1981 dan Gelar MBA Bidang Keuangan Perusahaan dari Universitas Oregon pada tahun 2003.
Nasri
Nasri Sebayang – Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah. Beliau sebelumnya menjabat Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PLN. Nasri Sebayang juga pernah ditugaskan sebagai Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN sejak Desember 2009. Pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Energi Primer pada April 2008 dan sebagai Deputi Direktur Independent Power Producers (2006-2008), Kepala Satuan Manajemen Risiko (2006), General Manager PLN Pembangkitan Muara Tawar (2005-2006), Manajer SDM PLN Pembangkitan Muara Tawar (2003-2005), Kepala Divisi Operasi PLN Proyek Pembangkitan dan Jaringan (Pikitring) Sumatera Utara (2000-2003), dan juga pernah mengepalai beberapa proyek pengembangan hydro dari 1993 hingga 2000.
Amin
Amin Subekti – Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur & Bali. Sebelumnya bekerja sebagai Senior Vice President (SVP) di PT Indika Energy Tbk sejak 2011 dan PT Cirebon Electric Power dan PT Cirebon Power Services. Kemudian pernah berkiprah di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Pada 2013, beliau juga menjabat sebagai ABAC Executive Director (APEC Business Advisory Council)
Djoko Raharjo_web
Djoko Rahardjo Abumanan – Direktur Bisnis Regional Kalimantan. Setelah sebelumnya menjabat sebagai General Manager di PLN Riau dan Kepri, PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Beliau diamanahkan menjadi Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan sampai terakhir menjabat sebagai General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten. Ayah dari 3 anak ini menyelesaikan S1 Elektronika di Institut Teknologi Bandung, dan meraih gelar master S2 Bidang Manajemen Bisnis di JIMS. Pria yang lahir di Surabaya, 1960 ini memulai karir di PLN sejak 1985.
Machnizon Masri_web
Machnizon – Direktur Bisnis Regional Sulawesi & Nusa Tenggara. Sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi Operasi Regional Jawa Bagian Tengah beberapa bulan lalu, Beliau diamanahkan menjadi General Manager PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimanta Utara selama kurang lebih 2 tahun, yaitu sejak September 2013 – September 2015. Beliau menyelesaikan Sarjana Teknik Elektro di Institute Teknologi Bandung, dan meraih gelar master dari Universiti Tenaga Nasional, Malaysia. Pria yang lahir di Batu Sangkar, Sumatera Barat, 1968 ini memulai karir di PLN sejak 1993, dan pernah bertugas di PLN Disjaya, PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, serta PLN Wilayah Sulselrabar.
Haryanto WS_web
Haryanto W.S. – Direktur Bisnis Regional Maluku & Papua. Pria kelahiran Boyolali 1959 ini menghabiskan masa kecilnya di kota Boyolali hingga bangku Sekolah Menengah Pertama. Beliau menamatkan studi kelistrikan di Institute Teknologi Bandung (1978-1983) dan meneruskan gelar master di IPWIJA, Jakarta pada 2001-2003. Ayah dari 3 putri ini mengawali karir di PLN Distribusi Jawa Barat pada Desember 1983. Sejumlah posisi strategis pernah ia duduki, termasuk di PLN Distribusi Bali, PLN Wilayah Kalimantan Barat, PLN Wilayah Sulserabar. Ia juga pernah duduk sebagai Kepala Divisi Distribusi Jawa Bali pada 2010. Sebelum pensiun sebagai Pegawai PLN tahun lalu, Haryanto WS diamanahkan sebagai General Manager Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sejumlah penghargaan pernah ia raih, antara lain Marketer of Ther Year Jawa Timur oleh Mark Plus, dan penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI (2012) atas prestasinya membangun Pelayanan Berintegritas di PLN Distribusi Jawa Timur.

Tarif Listrik Januari 2016 Turun

Jakarta, 29 Desember 2015 – Mulai Januari 2016 tarif listrik kembali mengalami penyesuaian. Hal ini berlaku untuk 12 golongan tarif yang sudah tidak disubsidi pemerintah. Dibandingkan bulan lalu, 10 dari 12 golongan tarif tersebut mengalami penurunan hingga Rp 100,00. Hal ini disebabkan oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan penurunan harga minyak mentah.
Tarif Rumah Tangga daya 1.300 Volt Ampere (VA) ke atas turun dari Rp 1.509,38 per kilo Watt hour (kWh) pada bulan Desember 2015, menjadi Rp 1.409,16 pada Januari 2016. Tarif bisnis daya 6.000 VA ke atas dan kantor pemerintah daya 6.600 VA ke atas juga turun hingga Rp 100,00. Selain itu, tarif industri juga mengalami penurunan tipis dari bulan lalu.
Sesuai Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 31/2014 sebagaimana telah diubah dengan Permen ESDM No 09/2015, tariff adjustment diberlakukan setiap bulan, menyesuaikan perubahan nilai tukar mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang Rupiah, harga minyak mentah dan inflasi bulanan. Dengan mekanisme tariff adjustment, tarif listrik setiap bulan dimungkinkan untuk turun, tetap atau naik berdasarkan ketiga indikator tersebut.
Berikut kedua belas golongan tarif yang menerapkan mekanisme tariff adjustment :
  1. Rumah Tangga R-1/Tegangan rendah (TR) daya 1.300 VA
  2. Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 VA
  3. Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VA s.d 5.500 VA
  4. Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas
  5. Bisnis B-2/TR daya 6.600VA s.d 200 kVA
  6. Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya diatas 200 kVA
  7. Industri I-3/TM daya diatas 200 kVA
  8. Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas
  9. Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA s.d 200 kVA
  10. Kantor Pemerintah P-2/TM daya diatas 200 kVA
  11. Penerangan Jalan Umum P-3/TR dan
  12. Layanan khusus TR/TM/TT.

Efisiensi Berdampak Pada Penurunan Tarif

Jakarta, 31 Desember 2015 – Tarif listrik yang mengikuti mekanisme tariff adjustment pada Januari 2016 turun banyak, dibanding tarif listrik Desember 2015.
Penurunan tarif itu dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :
1. Menurunnya nilai kurs dan harga Indonesian Crude Price (ICP) atau minyak mentah pada November 2015, dibanding Oktober 2015.
2. Keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi yang menyebabkan menurunnya Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP). Kontribusi terbesar penurunan tarif listrik Januari 2016 dibanding Desember 2015 adalah keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi.
Tarif listrik di tegangan rendah (untuk Rumah Tangga, Bisnis skala menengah, Kantor Pemerintah skala menengah), turun dari Rp 1.509,38/kWh menjadi Rp 1.409,16/kWh.
Tarif listrik di tegangan menengah (untuk Bisnis skala besar, Kantor Pemerintah skala besar, Industri skala menengah), turun dari Rp 1.104,73/kWh menjadi Rp 1.007,15/kWh.
Tarif listrik di tegangan tinggi (untuk Industri skala besar), turun dari Rp 1.059,99/kWh menjadi Rp 970,35/kWh.
Penurunan tarif di TR sebesar Rp 100,22/kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, dan inflasi) di TR sebesar -12,3 Rp/kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TR sebesar -87,92 Rp/kWh.
Penurunan tarif di TM sebesar -97,58 Rp/kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, dan inflasi) di TM sebesar -9,01Rp/kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TM sebesar -88,57 Rp/kWh.
Penurunan tarif di TT sebesar -89,64 Rp/kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, dan inflasi) di TT sebesar -8,64 Rp/kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TT sebesar -81,0 Rp/kWh.
Tambahan informasi, perubahan besaran makro ekonomi adalah sebagai berikut:
Nilai kurs:
Okt 13796 Rp/USD
Nop 13673 Rp/USD
Harga ICP:
Okt 43,68 USD/barrel,
Nop 41,44 USD/barrel
Inflasi:
Okt -0,08%
Nop 0,21%